Thursday, April 23, 2009

07. BAB I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Pengadaan barang / jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu dari proses pada proyek tertentu seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan barang / jasa yang dilakukan bersifat umum dari pengadaan barang seperti pengadaan mobil padasuati instansi hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultan.
Selama ini pengadaan barang / jasa dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait seperti penyedia barang / jasa, proses yang dilakukan secara fisik ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang didapat yaitu para pengguna dan penyedia barang / jasa bersama-sama. Tetapi kelemahan dari tahap-tahap pelaksanaan pengadaan barang / jasa konvesional dan Nepotisme (KKN) berkembang, waktu yang dilakukan lama hingga bila para penyedia barang / jasa banyak menimbulkan antrian yang dipandang menyia-nyiakan waktu.
Di era reformasi ini kebutuhan masyarakat akan desentralisasi serta tranparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan, Perkembangan teknologi informasi menghasilkan titik cerah bagi masyarakat dalam memperoleh masukan dari masyarakat. Penggunaan teknologi informasi dalam pengadaan barang / jasa ini membangun suatu sistem antara masyarakat dengan pemerintahan yang dikenal dengan sebutan e-procurement (elektronik procurement). E-procurement adalah suatu bentuk sistem baru dalam pengadaan barang / jasa yang mampu membentuk pemerintah dalam hal transparansi informasi serta layanan masyarakat berbasis web.
Untuk menerapkan e-procurement, suatu institusii pemerintah dapat membuat sebuah situs (website) yang berisikan informasi lengkap dan akurat mengenai instituisi mereka, baik yang bersifat interaktif maupun pasif yang isinya harus dapat melayani seluruh lapisan masyarakat pendapat pengguna. Dengan e-procurement diharapkan masyarakat dapat menyampaikan pendapatnya mengenai pengadaan barang / jasa pada pemerintahan, dalam hal ini situs e-procurement harus bersifat interaktif (minimal ada alamat email yang secara teratur dibaca dan dibalas oleh administrator) agar masyarakat bias menyampaikan usulan, teguran, atau hal lainnya juga lainnya mengenai institusi yang bersangkutan. Masyarakat juga bias menagwasi jalannya institusi terkait dengan melihat berbagai kegiatan institusi tersebut.
Membuat e-procurement bukanlah suatu investasi yang murah untuk jangka pendek. Namun untuk jangka panjang sistem ini mampu meningkatkan efesiensi dan efektefitas suatau instusi pemerintah. Pembuatan situs e-procurement harus melalui beberapa tahapan.
Membuat e-Procurement bukanlah suatu investasi yang murah untuk jangka pendek. Namun untuk jangka panjang sistem ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu institusi pemerintah. Pembuatan situs e-procurement harus melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah penelitian mengenai masalah yang hendak dipecahkan,kemudian segala informasi tersebut telah lengkap dan dapat di pastikan akurat, barulah dipertimbangkan kebijakan politiknya,aturan-aturannya dan bagaimana nantinya masyarakat serta pemerintah menggunakan situs tersebut.Setelah lengkap barulah dibuat situs e-procurement. Pemerintah harus mamperhatikan layanan mana yang dimaksimalkan dan layanan mana yang tidak perlu,dengan demikian,situs tersebut menjadi lebih efisien.
Komputer telah memegang peranan yang penting di masyarakat. Dari mulai pengaturan lalu lintas, pengendalian penerbangan, pengadaan barang/jasa secara elektronik atau pelelangan secara elektroik, maupun pencarian informasi sampai kepada permainan vide yang sangat digemari. Banyak produk teknologi lain yang amat meningkat mutunya setelah memanfaatkan komputer sebagai komponennya. Sejalan dengan keuntungan yang ditimbulkan komputer, timbul permasalahan sosial yang cukup memerlukan perhatian. Banyaknya penggunaan komputer di berbagai bidang seperti, robot dalam industri, otomasi perkantoran, sistem uang elektronik/ Automatic Teller Machine (ATM), komputer pribadi, sistem informasi perumahan, dan perkembangannya aplikasi dari kecerdasan buatan menimbulkan permasalahan tersendiri di masyarakat.
Mulai menjamurnya penggunaan e-procurement di tubuh pemerintah dan swasta untuk proses pengadaan barang/ jasa, seperti PLN (www.eproc.pln.co.id), Departemen Pekerjaan Umum (DPU) (ww.eproc.pu.go.id), hingga pada swasta pesawat terbang GARUDA (www.eproc.garuda-indonesia.com) juga tidak ketinggalan untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) berlomba-lomba dalam pembuatan e-procurement ini seperti di Kalimantan Barat (www.eproc.kalbar.go.id), Surabaya (www.surabaya-eproc.or.id) serta daerah-daerah lainnya yang dalam pemprosesan pembuatan situs e-procurement. Juga di dunia Internasional e-procurement bukan menjadi hal yang baru lagi seperti yang tertera pada World Bank (Web.worldbaank.org) yang banyak membahas pada prosedur secara global serta daari india (www.clindia.com). Trend yang terjadi di dunia hingga september 2005 sangat tinggi kemajuan tentang e-procurement ini, Perbandinagn jumlah pemakaian dengan tender dengan e-procurement sangat jauh berbeda, dengan nilai puluhan juta tiap tahun trend yang terjadi semakin tinggi, seperti pada gambar 1.1 yang dapat terlihat pada grafik di bawah ini :


1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1.Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan kontraktor mengikuti tender online yang diadakan LPSE Sumbar dikaji dari sisi SDM nya (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang digunakan. Dari data dsan hasil yang ada akan diketahui apakah kontraktor siap mengikuti tender online.
1.2.2. Manfaat
Diharapkan penelitian skripsi sangat bermanfaat untuk :
1. Mahasiswa.
Bagi mahasiswa sendii agar mengetahui kesiapan kontraktor mengikuti e-procurement. Data yang ditunjukan berupa data statistic dan data probabilitas.

2. Pemerintah khususnya PU.
Bagi PU sendiri adalah untuk mengetahui kesiapan kontraktor mengikuti e-procurement. Jadi dengan hal ini PU bisa lebih mempersiapkan sistem e-procurement yang ada untuk lebih baik lagi kedepannya.





3. Kontraktor.
Bagi kontraktor sendii agar bisa memperbaiki dan meningkatkan kapasitas IT nya baik dari sisi software (piranti lunak), hardware (perangkat keras) dan brainwareya (Sumber Daya Manusia).

1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah mengetahui kesiapan IT kontraktor untuk megikuti e-procerument yang diadakan LPSE Sumbar. Data didapatkan dari LPJK-D Sumbar berdasarkan gradenya yaitu kontraktor grade 5 sampai grade 7 di Sumatera Barat, khususnya di kota Padang.

1 comment:

  1. ass..
    bolehkah saya sharing dengan anda..?
    saya akan ambil skripsi tentang procurement..
    minta tolong referensi apa saja yg anda pakai..?
    kl boleh kirim email dunk skripsi anda..?untuk refernsi saya..
    trimakasih atas bantuannya..

    ReplyDelete